Laporan wartawan Tribun Bali, Kander Turnip
TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR - Bentara Budaya Bali menggelar acara Bali Tempo Doeloe seri kedelapan bertema Masa Silam Budaya Menanam berupa pemutaran film dan diskusi, di gedung Bentara Budaya Bali Jl Prof Ida Bagus Mantra No 88A, Ketewel, Gianyar, Minggu (23/2) pukul 19.00.
Putu Aryastawa dari Bentara Budaya Bali, mengatakan, acara ini digelar untuk menggugah kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan dan kultur agrarisnya sebagai bagian dari upaya merawat kehidupan budaya Bali. Lingkungan merupakan elemen penting bagi kebudayaan. Kondisi perubahan yang dialaminya bukan hanya mencerminkan perkembangan tipologi alam, namun juga paradigma masyarakatnya atas apa yang disebut tradisi dan kemoderenan, antara nilai kebersamaan komunal dan individual, berikut ketegangan nilai lain yang terjadi di Bali.
"Bali Tempo Doeloe #8 kali ini juga menelisik unsur-unsur budaya agraris yang mulai hilang dari kosa kehidupan masyarakat kini yang makin urban lagi modern, seperti wujud dan fungsi beberapa tanaman usadha yang pernah ada, termasuk peran-perannya bagi kehidupan sosio-kultural orang Bali," ujar Putu.
Selain itu, diskusi yang terbuka untuk umum ini juga akan diperkaya dengan ulasan mengenai transformasi ekologi Bali yang diakibatkan oleh beberapa faktor, di antaranya pariwisata, perubahan laku masyarakat dan lain sebagainya. Acara ini menghadirkan Prof Wayan P Windia SH MSi guru besar Universitas Udayana dan terkemuka sebagai ahli hukum adat yang mencermati transformasi sosial kultural masyarakat Bali, juga Dra Eniek Kriswiyanti MSi, dosen di Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Udayana. (nip)
0 komentar:
Posting Komentar